Selasa, 31 Agustus 2010

Rembulan Tenggelam Di Wajahmu (Part. Aku Pertanyaan Pertama)


*Ketika hidup adalah sebuah siklus sebab-akibat*

By :: Tere-Liye... *my favorite writer*

Ray, tidak ada kehidupan di dunia yang sia-sia.

Kenapa kau harus tinggal di Panti itu? Apakah kau memang tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih? Ray, kebanyakan orang suka sekali bertanya soal ini: apakah kami memang tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih saat akan dilahirkan?  
Baiklah, itu pertanyaan pertamamu, dan kau berhak atas jawabannya...

Bagi manusia, hidup ini juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatakan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama Sekali tidak rumit.

Mengapa kau harus menjalani masa kanak-kanak yang seharusnya indah justru di Panti menyebalkan tersebut? Mengapa? Karena kau menjadi sebab bagi garis kehidupan Diar. Kau menjadi sebab anak ringkih, lemah, dan polos itu menjemput takdir hidup yang bagai seribu saputan pelangi di langit saat kematiannya tiba. Kau menjadi sebab seribu malaikat takjim mengucap salam ketika menjemput Diar di penghujung umurnya yang sayangnya masih amat muda.